Skip to main content

Posts

Amal Baik Bertebaran di Sendai Selama Bulan Ramadhan

Suatu waktu saya pernah membuat tulisan bahwa apabila Ramadhan datang, maka amal shalih bertebaran di Kota Sendai dan muslimin pun saling berlomba-lomba melakukan amal shalih tersebut. Shalat tarawih berjama'ah di kaikan bersama Ustadz dari Indonesia Saat Ramadhan.. Ada yang dengan diam-diam menggantungkan ta'jil di beberapa pintu apato. Ada yang dengan sukarela menawarkan paket makanan utk buka puasa. Ada yang berlomba-lomba memberikan shodaqoh terbaiknya utk hidangan ta'jil dan sahur setiap hari dan pekan. Ada yang selalu berkunjung tanpa tangan kosong, pasti membawa sesuatu. Ada yang rajin mengundang orang lain untuk ifthor dan sahur di apatonya. Ada yang selalu care saat ada kawannya sakit, bahkan menjenguknya ke luar kota. Ada yg siap mengantar kawannya untuk suatu keperluan, padahal ia sedang deadline. Ada yang tenaganya siap membantu, dari urusan sulit sampai buang gomi (sampah). Ada yang bersama-sama bersepeda malam-malam agar aman untuk i'tikaf di Masjid Sendai
Recent posts

Berharganya informasi pribadi kita & orang lain

Seperti yang kita ketahui, modus penipuan meminta uang banyak terjadi di Indonesia. Baru-baru ini, ada sahabat saya yang profile picture IG nya dipakai oleh seseorang tidak dikenal (penipu) untuk menipu beberapa orang demi mendapatkan keuntungan material (uang). Kontak korban (teman-temannya) didapat dari menanyakan nomor HP orang lain ke 1 orang. Dengan sigap, 1 orang ini memberi tahu nomor HP orang-orang yang diminta. FYI, sahabat saya ini tinggal di Eropa dan sudah memiliki nomor Eropa. Sedangkan nomor si pelaku diawali dengan kode +62. Pernah juga, nomor HP seorang Ustadzah di Indonesia dibajak. si pelaku pembajakan menghubungi teman2 whatsapp sang ustadzah, lalu meminta mereka untuk mengirim uang ke nomor rekening pelaku yang tentunya bukan rekening Sang Ustadzah. Nomor whatsapp saya termasuk salah satu nomor yang dihubungi. Namun alhamdulillaah Allah SWT beri saya kesadaran untuk curiga karena kalimat yang digunakan berbeda dari biasanya. Juga saya yakin, Ustadzah saya itu bukan

Waktu

Musim semi di Yamagata City Beberapa hari terakhir berkontemplasi tentang waktu. Tidak terasa, Hi-kun hampir 2 tahun. Tidak terasa, sudah back for good sekitar 1 tahun 9 bulan. Tidak terasa sudah 1,5 tahun pandemi. Dulu banyak kekhawatiran tentang kondisi di Indonesia. Sekarang sudah terbiasa dengan kekhawatiran tersebut. Malah heran, kenapa harus dikhawatirkan? Nampaknya, kami sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan. Kami sudah mengerti kembali cara bertahan hidup di Galaxy Bekasi  Tentu ada banyak yang dirindukan; kawan2, lab, sensei, kolega, kota Sendai, dan lainnya. Tapi rasanya sudah bisa move on dari memories tersebut. Hanya 1 yang saya sulit move on dan masih tidak bisa menerima.. Yaitu masalah Waktu. Kangen dengan Pak Guru yang berusaha keras menepati janjinya bertemu dengan saya (serpihan murid). Atau dengan mas kuroneko (kurir) yang telpon minta maaf tidak bisa kirim barang sesuai waktu yang kita request. Atau layanan publik lainnya yang sering 'voilaa...' lebi
Perpisahan dengan Sensei-tachi Our children's teachers (Kazumasa-sensei, Emiko-sensei, Akiko-sensei, Shutaro-sensei) Sendai, 19 Desember 2019 大切な小学校. 本当にありがとうございました . . Hari ini perpisahan sekolah R&D. Tentunya sangat mengharukan. . . Hari ini, semua teman seangkatan R-chan memakai baju abu-abu. Shutaro-sensei (international teacher) dan Akiko-sensei (classroom teacher) pun juga memakai baju abu-abu. Ternyata, R-chan request demikian. Teman-teman R-chan pun memberi banyak hadiah, semua dibuat sendiri oleh sensei & kawan-kawan. . . Kelas D-kun pun tak kalah mengharukan. Bahkan teman-temannya menangis, membuat saya pun menangis. Ada 1 kawan D-kun hari ini sakit dan tidak masuk sekolah. Jam 16, ia datang bersama ibunya hanya untuk say goodbye dengan D-kun. 😭😭. Emiko-sensei (classroom teacher) pun terharu. . Bagian ini paling terharu sih! Ada school principal juga yang melepas kami pergi. Seperti di dorama 😭😭😭 Kami dilepas tidak hanya oleh classroo

Merasakan layanan ambulance di Jepang

Ramadhan 1440H; Mei 2019 Baru saja kami berbuka puasa keluarga, ketika tiba-tiba D-kun terbatuk-batuk sambil mengeluarkan darah dari hidung dengan deras. D-kun sudah 4 hari demam tinggi dan batuk, menyebabkan ia kadang sulit bernapas dan sesak dada karena batuk yang parah. Kami kira hanya mimisan sedikit, namun ternyata deras sekali, ditambah panas tinggi menyebabkan kami sedikit panik. Darah mimisan pun ada yang masuk ke mulut. Spontan, saya telpon 119 sebagai nomor rescue di Jepang yang memiliki 2 saluran, ambulance (kyukyusha 救急車) atau fire fighter (shobosha 消防車). Tidak sampai 5 menit, suara ambulance sudah terdengar meraung-raung menuju apato (apartment) kami. Datanglah 3 orang petugas ambulance, semuanya pria berbadan besar berseragam "Sendai fire rescue team". Dengan sigap mereka memeriksa D-kun, menggendongnya, dan membawanya ke ambulance. Setelah pemeriksaan di dalam ambulance, bergegaslah kami menuju emergency and critical care center di Sendai City Hospital, A

Menuju kelahiran anak riset ke-tiga

Alhamdulillaah wa syukurillaah, Allah SWT berikan kekuatan bagi saya untuk menulis dan menyelesaikan anak riset ke-tiga saya (PhD dissertation). Banyak yang bertanya pada saya, bagaimana saya bisa menyelesaikan "anak riset ketiga" sambil mengandung "anak manusia ketiga". Saya sebetulnya juga bingung kalau ditanya demikian. Tapi baiklah, saya mencoba mengingat kembali perjalanan itu. Semoga bermanfaat dan menjadi penyemangat untuk saya pribadi dalam menjalani lembar kehidupan berikutnya. Juga semoga menjadi penyemangat bagi semua yang membacanya, terutama para student mama. Ganbarimashou!! Kimochi?? Saya tidak mengerti mengapa Allah SWT berikan rezeki kehamilan ini berbarengan dengan masa penyusunan disertasi saya. Dahulu saya pernah berdoa, "Ya Allaah, aku ingin dikaruniakan anak ketiga saat masih di Jepang. Mohon berikan di waktu yang tepat bagiku untuk memilikinya." Dan saat Allah SWT memberikan karunia kehamilan mulai bulan Januari 2019, maka s

Ujian kemandirian Ramadhan di Jepang

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185). Alhamdulillaah, tamu agung yang ditunggu ini datang menghampiri kami, muslimin di Jepang. Bahagia tak terkira, walaupun kami harus menghabiskan Ramadhan beberapa tahun belakangan ini di musim panas. Puasa di musim panas, berarti kami harus menahan lapar, haus dan segala yang membatalkan puasa selama 16-17 jam. Lebih lama daripada puasa di tanah air tercinta, namun lebih sedikit daripada di negara-negara subtropis dan kutub. Belum lagi temperatur udara yang cukup tinggi dan lembab menyebabkan badan mudah berkeringat dan kekurangan cairan. Tarawih dan tausiyah bersama ustadz (Ramadhan, 1